Inovasi, Solusi Tepat Rekonstruksi Lombok
BMKG mencatat, total keseluruhan gempa bumi yang mengguncang Lombok selama satu bulan mencapai 1.973 kali. Bencana tersebut menyebabkan 436 orang meninggal, lebih dari 1.393 orang luka-luka, 22.000 rumah rusak, dan 8 titik desa porak poranda
Namun setelah gempa susulan terakhir berkekuatan 4,6 SR tanggal 30 Agustus 2018 terjadi, Lombok mulai bangkit kembali dengan bantuan pemerintah. Dikutip dari Detik.com, sebanyak 400 insinyur digandeng oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun rumah tahan gempa bagi warga Lombok dengan meggunakan inovasi dari Balitbang Kementerian PUPR yakni RISHA.
RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) menjadi kemajuan bagi pembangunan perumahan rakyat dengan mengedepankan waktu pembangunan yang lebih cepat dan murah dibanding rumah konvensional pada umumnya—yang amat cocok bagi pemulihan Lombok saat ini.
Metode pembangunan yang diklaim tahan gempa(hingga 8 magnitudo), ramah lingkungan, dan ringan, sudah banyak dilakukan di berbagai tempat seperti rekonstruksi rumah pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias tahun 2004, gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006 dan bencana erupsi Gunung Sinabung tahun 2015.
Berbicara soal pembangunan, Inovasi menjadi kunci penting dalam segala aspeknya.
Maka dari itu—meski produk paving block-nya sudah menjadi pioneer di Indonesia—Conbloc Internusa masih melakukan inovasi dengan menghadirkan Flexitile.
Sesuai dengan namanya, selain mudah dibengkokkan Flexitile juga terbuat dari bahan alami sehingga ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, ringan, tahan lama dan kuat menghadapi cuaca ekstrem.